Kolaborasi Zakat Sukses di Pengolahan Limbah Organik


Kolaborasi Zakat Sukses di Pengolahan Limbah Organik – Meningkatnya sampah di wilayah Kota Depok selama pandemi berlangsung membuat Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) memutar otak untuk mengatasinya. Bagaimana tidak, hampir setiap harinya DLHK mendata dan mendapatkan laporan 200 ton sampah menumpuk sehingga banyak warga mengeluh mencium aroma bau tak sedap khususnya di kawasan Depok Baru. Minimnya pengetahuan dan akses bank sampah Depok membuat sampah yang terbuang sebagian tidak dilakukan pengolahan menjadi produk bernilai dan bermanfaat.

Oleh sebab itu, LAZ Zakat Sukses hadir bersama tiga mitra yaitu rumah edukasi Biomethagreen, Bank Sampah Induk (BSI) Rumah Harum, dan BSI Depok Hijau. Dalam hal ini, LAZ Zakat Sukses bersama mitra berfokus pada pengelolaan limbah dan sampah yang nantinya dapat dimanfaatkan menjadi pakan ternak. Menurut Fahkru Rozi, olahan limbah rumah tangga yang sudah tidak digunakan dapat dimanfaatkan menjadi pakan ternak sehingga dapat memiliki nilai jual dan menjadi daya tarik wisata.

Untuk mendukung hal tersebut, LAZ Zakat Sukses bersama tiga mitra melakukan pelatihan pengolahan biodigester, dan studi visi pengolahan limbah organik yang dihadiri oleh 15 orang yang terdiri dari perwakilan komunitas bank sampah dari 11 kecamatan di Kota Depok. Acara yang berlangsung pada Kamis, 20 Januari 2022 di Biomethagreen, Kabupaten Sumedang ini memiliki tujuan menjadikan Kota Depok yang ramah sampah sehingga menghindari keluhan warga yang mengeluh aroma tidak sedap akibat sampah yang menumpuk.

Saat pelatihan berlangsung, owner Biomethagreen, Dr. Fattah mengatakan bila sampah organik dapat selesai di tempatnya dengan baik bila pengelola mampu memaksimalkannya. Beliau berpendapat, konsep desentralisasi menjadi landasan dirinya dalam mengelola sampah.

”Sekarang tinggal bagaimana kita bisa mereduksi sampah dari sumbernya dan memanfaatkan output pengelolaan sampahnya,” ujar owner Biomethagreen.

Sebagai pengelola yang sering terlibat dengan sampah, Keua BSI Rumah Harum, Bapak Hermansyah memaparkan data bila pengelolaan sampah organik di Depok mencapai kurang lebih hanya 10%. Hal ini tentunya tidak sepadan dengan meningkatkan pembuangan sampah baik dari limbah rumah tangga, pabrik, atau lainnya. Melalui program dan pelatihan ini, Pak Hermasyah berharap mampu menyadarkan masyarakat melalui edukasi yang diberikan bahwa pentingnya mengelola sampah organik menjadi produk yang bermutu, dan bermanfaat.

“Bagi yang kebingungan mengelola sampah organik seperti apa, jangan dibuang sembarangan, bisa langsung diserahkan saja kepada kami di Rumah Harum agar kami jadikan limbah tersebut menjadi sebuah produk yang bermutu,” ujar Pak Hermasyah.

Author