5 Makna Qurban yang Bisa Kita Ambil dalam Kehidupan Sehari-Hari


5 makna qurban yang bisa kita ambil dalam kehidupan sehari hari – Setiap bulan Dzulhijjah, terdapat hari besar yang diperingati oleh tiap muslim, yakni Hari Raya Idul Adha. Hari Raya Idul Adha ini bertepatan dengan pelaksanaan ibadah haji yang dilakukan oleh sebagian umat muslim yang telah mampu. Bukan hanya itu, seluruh masyarakat muslim juga melaksanakan ibadah penyembelihan hewan qurban yang telah menjadi kewajiban setiap tahunnya.

Allah mensyariatkan ibadah qurban melalui kisah Nabi Ibrahim. Sebagaimana Al-Quran dan sejarah bercerita, Nabi Ibrahim mendapat wahyu berupa mimpi untuk menyembelih anak kesayangannya, Ismail, seseorang yang telah beliau idam-idamkan sejak lama. Mimpi tersebut merupakan perintah dari Allah yang benar-benar menguji keimanan dan ketaatan Nabi Ibrahim kepada-Nya. Namun, dengan rela dan ikhlas, Nabi Ibrahim dan puteranya Ismail pun mematuhi dan melaksanakan perintah tersebut, sehingga Allah SWT. luluh dan mengganti Ismail dengan seekor kambing untuk disembelih.

Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail tersebut menjadi dasar atau alasan kewajiban berqurban yang dilaksanakan setiap umat muslim hingga hari ini. Melalui kewajiban ibadah berqurban, umat muslim diperintahkan untuk bersedekah, saling menolong, memberi, dan mengasihi terhadap sesama, sehingga harapannya kehidupan manusia dapat berjalan dengan damai dan sejahtera. Namun, terdapat beberapa makna qurban lainnya yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari tetapi jarang kita sadari, diantaranya:

Makna Qurban adalah Tidak Setengah-Setengah dalam Memberi

Sebagai seorang muslim, taat dalam beragama dan beribadah menjadi skala prioritas dalam menjalani hidup. Ibadah tidak hanya dilakukan ketika kita merasa senang, namun dalam perasaan atau kondisi apapun yang sedang dihadapi. Nabi Ibrahim sesungguhnya tidak merasa senang ketika mendapatkan perintah dari Allah SWT. untuk menyembelih anaknya sendiri, namun karena kecintaannya kepada Allah SWT. melebihi kecintaan pada anak dan keluarganya, maka Nabi Ibrahim a.s. pun mematuhinya.

Seorang ulama abad ke-7 Ibnul Qayyim Al Jauzy membagi 6 tingkatan cinta. 6 Tingkatan ini adalah urut-urutan mana yang harus kita cintai pertama kali, mana yang menjadi prioritas dalam mencintai dari yang paling utama hingga yang paling akhir. Pertama adalah tingkatan tatayyum. Tatayyum (penghambaan) adalah tingkatan tertinggi dalam mencintai, dan hanya hak Allah semata. Kedua adalah tingkatan ‘isyk. ‘Isyk (kemesraan), adalah cinta yang menjadi hak Rasulullah SAW, cinta kepada teladan kita, kepada junjungan kita hingga menjadikan kita untuk selalu berusaha mengikuti apa yang beliau lakukan, mengerjakan sunnah-sunnahnya, dan selalu bershalawat padanya. Ketiga adalah tingkatan syauq. Syauq (kerinduan) adalah cinta antara satu mukmin dengan mukmin lainnya namun lebih dekat secara kekeluargaan.

Keempat adalah tingkatan shababah. Shababah (empati) adalah cinta sesama muslim dalam lingkup yang lebih luas. Walau tak saling mengenal, tidak ada kedekatan secara darah, daerah, bahkan bangsa sekalipun namun dipersatukan oleh satu kalimat tauhid “Laa ilaha illallah”. Kelima adalah tingkatan ‘athf. ‘Athf (simpati) bicara tentang sisi kemanusiaan, jadi pada tingkatan ini adalah bagaimana kita bersimpati kepada sesama manusia tanpa melihat apapun suku, bangsa bahkan agamanya sekalipun. Terakhir adalah tingkatan aqalah. Aqalah adalah tingkatan terendah dalam tingkatan-tingkatan cinta. Ia hanyalah cinta yang tidak begitu dalam (hubungan biasa), seperti cinta kita terhadap harta benda, dan kehidupan duniawi yang hanya bersifat sementara. Dari tingkatan tersebut, dapat kita lihat bahwa Nabi Ibrahim a.s. begitu mengetahui skala prioritas dalam hidupnya, sehingga rela untuk berqurban.

Makna Qurban adalah Skala Prioritas dalam Hidup Kita

Qurban adalah hadiah dari seorang hamba kepada Allah SWT, maka sebagai hadiah harus memberikan yang terbaik bukan yang buruk. Hewan qurban yang terbaik adalah yang gemuk, sehat dan tidak ada cacat. Selain itu, kita juga dapat memilih hewan qurban terbaik sesuai dengan kriteria hewan qurban yang terdapat pada Surat Edaran Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2022, diantaranya:

  1. Jenis hewan ternak, yaitu: unta, sapi, kerbau, dan kambing.
  2. Unta minimal umur 5 tahun. Sapi dan kerbau minimal umur 2 tahun. Kambing minimal umur 1 tahun.
  3. Tidak menunjukkan gejala klinis PMK seperti lesu, lepuh pada permukaan selaput mulut ternak termasuk lidah, gusi, hidung, dan teracak atau kuku.
  4. Tidak mengeluarkan air liur atau lendir berlebihan.
  5. Tidak memiliki cacat, seperti buta, pincang, patah tanduk, putus ekor, atau mengalami kerusakan daun telinga kecuali yang disebabkan untuk pemberian identitas.

Makna Qurban adalah Tidak Pilih-Pilih dalam Berbagi

Sejatinya, daging qurban yang telah disembelih, tidak hanya dapat dibagikan kepada fakir miskin saja. Sebagaimana yang dilansir dari BAZNAS, terdapat tiga golongan yang berhak menerima daging qurban, antara lain:

  1. Shohibul Qurban

Orang yang berqurban atau disebut shohibul qurban berhak mendapatkan 1/3 daging qurban. Dalam Hadis Riwayat Ahmad, Nabi Muhammad SAW bersabda “Jika di antara kalian berqurban, maka makanlah sebagian qurbannya” (HR Ahmad). 

Namun ada yang perlu diingat, bahwa orang yang berqurban tidak boleh menjual qurban bagiannya, baik dalam bentuk daging, bulu, maupun kulit.

  • Tetangga Sekitar, Teman, dan Kerabat

Daging qurban boleh dibagikan kepada kerabat, teman, dan tetangga sekitar meski mereka berkecukupan. Besarnya daging qurban yang diberikan adalah sepertiga bagian.

  • Fakir Miskin 

Fakir miskin berhak mendapatkan daging hewan qurban. Salah satu tujuan dari berqurban adalah saling berbagi kepada mereka yang membutuhkan. Fakir miskin mendapatkan jatah 1/3, dan shohibul qurban juga dapat menambahkan jatah hewan qurban untuk fakir miskin dari bagian qurbannya. Seperti firman Allah dalam QS. Al-Hajj ayat 28:

“Makanlah sebagian dari daging qurban dan berikanlah kepada orang fakir.”

Makna Qurban adalah Berlaku Lemah Lembut kepada Sesama Makhluk

Islam adalah agama yang indah dan damai. Perhatikan hal yang sangat menakjubkan berikut, yaitu bagaimana Islam mengatur proses penyembelihan hewan. Islam memerintahkan hal-hal yang menunjukkan kita harus menyayangi binatang dan memperlakukan mereka dengan baik. Ibnu Umar ra. berkata, 

“Rasulullah SAW. memerintahkan untuk mengasah pisau, tanpa memperlihatkannya kepada hewan,” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

Hadits lain dari Ibnu ’Abbas ra., beliau berkata, Rasulullah SAW mengamati seseorang yang meletakkan kakinya di atas pipi (sisi) kambing dalam keadaan ia mengasah pisaunya, sedangkan kambing itu memandang kepadanya. Lantas Nabi berkata, “Apakah sebelum ini kamu hendak mematikannya dengan beberapa kali kematian? Hendaklah pisaumu sudah diasah sebelum engkau membaringkannya.” (HR. Al Hakim no. 4/257, Al Baihaqi no. 9/280, ‘Abdur Rozaq no. 8608)

Dengan menajamkan alat sembelih, maka kita tidak akan membuat hewan qurban tersebut sakit berkepanjangan. Kita juga dianjurkan untuk tidak mengasah pisau di depan hewan qurban agar tidak menyiksa hewan tersebut sebelum diqurbankan.

Makna Qurban adalah Berterima Kasih kepada Allah SWT

Qurban adalah bentuk ungkapan syukur kepada Allah SWT atas nikmat dan rezeki yang kita dapatkan dan bentuk pengorbanan diri kita dengan memadamkan ego dan keinginan pribadi kepada Allah SWT dengan cara berbagi harta dan makanan berharga untuk sesama. Dalam QS. Al-Kautsar : 1-2, Allah SWT. berfirman,

اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ©  فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

Artinya:

Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).”

Kenikmatan yang Allah berikan tak akan mampu ditandingi dengan materi serta amal yang manusia lakukan. Kenikmatan yang Allah berikan bisa dalam berbagai bentuk dan hal. Seperti kesehatan, kebahagiaan, fasilitas dalam hidup dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, sebagai salah satu bentuk rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan, manusia diperintahkan untuk shalat dan berqurban.

Dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui bahwasannya qurban memiliki makna yang sangat mendalam dan bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai seorang muslim, kita sepatutnya semakin bersyukur dengan adanya syariat berqurban tersebut. Mari niatkan agar kita bisa berqurban setiap tahunnya untuk dapat semakin meningkatkan ketaatan dan kedekatan kita kepada-Nya. Anda dapat mempersiapkan qurban di tahun berikutnya dengan mengikuti program tabungan qurban dari LAZ Zakat Sukses di sini. Semoga Allah SWT. mengizinkan kita untuk dapat bertemu kembali dengan Hari Raya Qurban di tahun  berikutnya. Aamiin.

Author

  • Laz Zakat Sukses

    Lembaga Amil Zakat (LAZ) Zakat Sukses merupakan Lembaga Amil Zakat yang fokus pada program pemberdayaan masyarakat Dhu’afa. Didirikan dalam bentuk badan hukum yayasan dengan akte pendirian No.1 tanggal 02 Mei 2011, Notaris Nur Qomsah Sukarno, S.H. dan telah mendapatkan izin operasioanal sebagai Lembaga Amil Zakat dari Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat No. 1082 Tahun 2017. Dengan tekad yang kuat kami hadir sebagai Lembaga Pengelola Zakat, Infak, dan Shadaqah (ZIS) dan menjadikan ZIS sebagai pilar kokoh penopang kemuliaan dan kesejahteraan umat. Lewat program – program yang kami jalankan, manfaat pendayagunaan dana ZIS akan terasa menyeluruh dan tepat sasaran.